Seorang siswa bertanya kepada gurunya yang sedang menulis dengan sebuah pensil.
“Bapak sedang menulis tentang pengalaman Bapak ya? atau tentang kami?”
Mendengar pertanyaan si siswa, sang guru berhenti menulis dan berkata kepada siswanya, “Sebenarnya Bapak sedang menulis tentang kalian, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan
ini yaitu pensil yang Bapak
pakai.” “Bapak harap kalian dapat seperti pensil ini ketika kalian besar nanti” ujar si guru lagi.
Mendengar jawaban ini, si siswa kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali
kepada si guru ketika dia melihat bahwa tidak ada yang istimewa dari
pensil yang dipakai oleh gurunya. “Tapi Pak,
sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya.” Ujar si siswa.
Si guru kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kalian melihat pensil ini.” “Pensil ini mempunyai 5
kualitas yang bisa membuat kalian selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kalian selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam
hidup ini.”
Si guru kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. “Kualitas pertama, pensil mengingatkan kalian kalau kalian bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kalian jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kalian dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Allah, Bapa, Tuhan Kita, yang selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.
“Kualitas kedua, dalam proses menulis, Bapak kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil ini. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kalian, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.
Si guru kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. “Kualitas pertama, pensil mengingatkan kalian kalau kalian bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kalian jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kalian dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Allah, Bapa, Tuhan Kita, yang selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.
“Kualitas kedua, dalam proses menulis, Bapak kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil ini. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kalian, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.
“Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita
kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang
salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal
yang buruk. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”..
“Kualitas keempat, bagian yang paling penting
dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam
sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di
dalam diri
kalian”. Sebab Tuhan telah
memberikan bakat dan kemampuan yang luar biasa kepada kita, tugas kita adalah
bagaimana mengembangkannya dan mewujudkannya dalam tindakan nyata pada kehidupan sehari-hari.
“Kualitas
kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda / goresan. Seperti juga
kalian, kalian harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat
dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah berhati-hati
dan sadar terhadap semua tindakanmu”. Lakukan yang terbaik dalam
setiap pekerjaan dan tugas kita. Semoga kita semua mampu memberikan yang
terbaik dalam hidup kita sebagai ungkapan syukur atas kasih dan kemurahan Tuhan
dalam hidup kita.
Penulis: Petrus Prapto Sunarno, S.Pd
Editing: Theresia Giska Palmayanti
Editing: Theresia Giska Palmayanti