Siapa itu Santo Vinsensius?
Apa saja karya-karyanya?
Santo Vinsensius dan Karyanya.
Vinsensius dilahirkan di Kota Pouy, di Perancis, pada tanggal 24
April 1581. Ia merupakan putera ketiga dari lima bersaudara
anak-anak Jean de Paul dan Betrande de Moras. Semasa hidupnya
situasi Perancis ditandai dengan ekonomi yang buruk. Keadaan
kesehatan yang memprihatinkan, karena rendahnya mutu makanan,
penyakit, umur pendek dan sebagainya. Status ekonomi yang rendah
terutama kaum petani yang kebanyakan tidak mempunyai tanah (hampir
seluruh tanah dikuasai oleh tuan-tuan tanah ), pajak yang tinggi dan
seringnya terjadi bencana alam.
Demikian juga terhambatnya perkembangan kepribadian rakyat yang
disebabkan oleh kurang pendidikan, kepercayaan magis, ketidaktahuan
akan pokok-pokok ajaran iman, tumbuhnya gejala pauperisasi akibat
perang, bencana alam, kelaparan, stagnasi teknologi dan sebagainya.
Juga adanya kelemahan intern Gereja yang disebabkan karena: kualitas
pembinaan klerus yang rendah, mental simoni, intervensi penguasa
politik, perselisihan dengan pihak Protestan dan sebagainya. Di
dalam situasi yang demikian itulah Vinsensius hidup dan berkarya.
Sebagai anak desa yang sederhana yang kemudian menjadi imam, ia
berkarya di tengah-tengah kaum miskin yang de facto membutuhkan
pelayanan dalam bidang material dan spiritual.
Karya-karya Vinsensius itu merupakan tonggak sejarah yang menandai
era baru Gereja dalam pelayanannya kepada kaum miskin. Sampai akhir
hayatnya (Vinsensius wafat pada tanggal 27 September 1660), ia
sempat mendirikan dua kongregasi, yaitu Kongregasi Misi (Congregasi
Missionis) yang kemudian disingkat CM. Pada waktu itu imam-imamnya
populer dengan imam-imam Lazaris. Yang lain adalah Kongregasi
Suster-Suster Puteri Kasih (PK). Kedua kongregasi itu memang sengaja
didirikan untuk melanjutkan karya-karyanya dalam melayani kaum
miskin di seluruh dunia. Imam-imam CM menitik beratkan pada
pelayanan rohani, sedangkan Suster-suster Puteri Kasih lebih sibuk
dengan pelayanan kebutuhan jasmani kaum miskin. Karena pada
hakikatnya kaum miskin memang menderita kekurangan dalam dua hal
itu.
Sekarang ini Imam-imam CM dan Suster-suster PK sudah tersebar di
seluruh dunia. Di Indonesia imam-imam CM sebagian besar berkarya di
Keuskupan Surabaya, sedang beberapa imam melayani juga di luar
Keuskupan Surabaya, yaitu di Keuskupan Sintang (Kalimantan Barat),
Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Jakarta ( di Paroki Cilincing ) dan
Keuskupan Bandung (membina para calon imam Praja Keuskupan Sintang).
Sedangkan pendidikan imam CM terdapat di Seminari Tinggi CM, Malang.
Tentang Pelayanan Kepada Kaum Miskin
Tentang diri Santo Vinsensius dan karya-karyanya secara ringkas
dapat disimpulkan sebagai berikut ini:
† Ia adalah seorang yang memiliki iman yang operasional melalui
cinta kasih (bdk. Gal 5:6). Ia dilahirkan dan hidup dalam suatu abad
di mana keadaan Gereja, khususnya di Perancis, sedang kacau dan
menghadapi tantangan yang berat dari aliran-aliran pandangan hidup
yang menyerang iman kristiani. Lebih-lebih situasi materiil yang
bisa menggoncangkan hidup rohani kaum beriman.
† Vinsensius mencintai kaum miskin dan sikap ini menjadi sikap yang
paling dicintainya dan menonjol dalam semua karya dan usaha
pengabdiannya. Di samping itu iman dan cinta kasih yang mendalam
kepada Tuhan mendorongnya untuk menghasilkan suatu pernyataan dalam
kata-kata: "Evangelizare Pauperibus Misit Me¡¨ ( Ia mengutus aku
untuk mewartakan Injil kepada kaum miskin, Luk 4:18). Pernyataan ini
adalah satu-satunya yang diinginkan Vinsensius dalam hidupnya, dan
ungkapan ini merupakan titik tolak dari karya kerasulannya serta
penjelasan dari semua saja yang ia jalankan di dalam pengabdiannya
kepada Kristus.
† Rendah hati merupakan keutamaan yang selalu ada dan bisa dilihat
dalam diri Vinsensius. Ia mempunyai sikap pasrah kepada
penyelenggaraan ilahi. Bagi Vinsensius: rendah hati itu terletak
pada sikap yang mencintai pada yang hina, yang tidak disenangi oleh
orang lain, direndahkan dan sebagainya.
† Vinsensius adalah orang yang penuh semangat dan kepercayaan serta
tidak mau mendahului penyelenggaraan ilahi. Berkat rahmat Tuhan
inilah maka mata hatinya banyak terarah pada sesamanya yang miskin
dan menderita.
† Vinsensius adalah manusia operasional, dalam karya-karyanya
melayani kaum miskin, ia tidak hanya mementingkan segi afektif
(perasaan) saja, tetapi juga efektifnya. Oleh karena itu segi-segi
organisatoris sangat diperhatikan. Berbagai cara diusahakan dalam
melayani kaum miskin, karena bagi Vinsensius, kaum miskin adalah
raja dan penguasanya.
Para frater dan imam CM, sebagai pengikut Vinsensius, harus terus
menerus mengembangkan cara-cara pelayanannya terhadap kaum miskin.
Sebagaimana jejak pendirinya, yang tidak hanya mengusahakan
keselamatan jiwa saja, tetapi keselamatan manusia seutuhnya. Para
Frater CM setiap tahun mengadakan apa yang disebut sebagai Misi
Rakyat atau Misi Umat, yaitu pelayanan khusus pada waktu-waktu
tertentu di daerah pedesaan. Mengenai apa dan bagaimana Misi Rakyat
ini, bisa dibaca nanti pada waktu pembahasan Misi Rakyat Vinsensian
di Filipina, yang akan saya uraikan pada bab ini juga. Dalam
Musyawarah General Kongregasi Misi yang ke-37 dikatakan: "Para
seminaris dan mahasiswa kita harus berkontak langsung dengan kaum
miskin dan karenanya mereka mengenal situasi hidup kaum miskin,
mengadakan refleksi tentang sebab-sebab kemiskinan, dan membiarkan
diri dibina secara injili oleh kaum miskin.".